Posted by : Dimas Yulinko Ishlah
Rabu, 24 Januari 2018
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana
menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang
terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber
daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau
pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling
keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan dan masyarakat serta
kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan akan selalu berkaitan dan saling
berinteraksi dengan lingkungan hidup. Interaksi tersebut dapat bersifat positif
atau negatif. Pengetahuan dan informasi tentang berbagai interaksi tersebut sangat
diperlukan dalam pembangunan berwawasan lingkungan.
Ciri-ciri pembangunan
yang berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi
atau mampu meminimalkan kerusakan dan pecemaran lingkungan.
2. Pembangunan yang dilaksanakan memerhatikan
antara lingkungan fisik dan lingkungan emosi.
3. Pembangunan yang dilaksanakan mampu
mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara efektif, efisien, dan
bijaksana.
4. Pembangunan yang dilaksanakan mendasarkan pada
nilai-nilai kemanusiaan serta memerhatikan moral atau nilai-nilai adat yang
dianut dalam masyarakat.
5. Pembangunan yang dilakukan harus memiliki
sifat-sifat fundamental dan ideal serta berjangka pendek dan panjang.
6. Pembangunan yang dilaksanakan mampu memerluas
lapangan dan kesempatan kerja.
7. Pembangunan yang dilaksanakan harus mampu
melakukan pemerataan atau keseimbangan kesejahteraan rakyat.
8. Pembangunan yang dilakukan harus mampu
melakukan pemerataan atau keseimbangan kesejahteraan hidup antaragolongan dan
antardaerah.
9. Pembangunan yang dilaksanakan dalam tingakt
laju pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi.
10. Pembangunan yang dilakukan harus berpedoman
untuk selalu mempertahankan stabilitas politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
keamanan nasional.
Pola pembangunan perkotaan yang
berwawasan lingkungan ialah konsep yang harus ditempuh melalui proses jangka
panjang. Sebab kota merupakan arena kegiatan manusia yang serba kompleks
melibatkan berbagai aspek ativitas. Baik aspek manusianya, sumber daya alam dan
buatan manusia. Oleh karenanya, pembangunan perkotaan dampak lingkungan yang
ditimbulkan merusak ekosistem perkotaan.
Seperti disebutkan dalam UULH pasal 1 angka 13 (Jayadinata 1992 lampiran
6) menyebutkan “Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup”. Kalau uraian
tersebut dianalisis lebih jauh tentang konsep pembangunan yang berwawasan
lingkungan, ada beberapa cerita yang perlu diberi penekanan yang lebih
mendalam, yaitu :
1. Konsep Usaha Sadar
2. Bijaksana dan Berencana
3. Pembangunan yang Berkesinambungan
4. Meningkatkan Mutu Hidup
Metode dan Teknik
Perencanaan Lingkungan
Metode yang dugunakan dalam perencanaan
lingkungan pada dasarnya tidak berbeda dengan metode yang digunakan pada
perencanaan yang lain. Pokok-pokok yang menjadi fokus analisis dalam
perencanaan akan muncul pada seluruh tahapan proyek dan bervariasi menurut
tingkatan kerumitannya.
Pada tahap awal, biasanya berkaitan dengan persoalan rekayasa, keamanan
dan kesehatan yang diketahui atau diharapkan. Selanjutnya proses tersebut akan
menjadi lebih analitis, karena pokok persoalan yang muncul berkaitan dengan
pengujian prosedur perencanaan dan desain. Pendekatan yang digunakan memang
bervariasi. Pendekatan ini pada umumnya mencakup pemeriksaan lapangan. Setelah
itu, disertai usaha untuk mendapatkan ukuran lapangan. Data tersebut diperoleh
dari data sekunder, seperti peta topografi, peta tanah, keadaan cuaca.
Pengelolahan pembangunan yang berwawasan lingkungan harus mendasarkan
pada pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang guna menyokong
pembangunan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan seluruh rakyat.
Contoh
Kota berwawasan lingkungan :
Surabaya,
Indonesia
Penerapan “Green building”
atau bangunan yang memiliki visi ramah lingkungan tidak terbatas pada gedung-gedung
bertingkat, melainkan bangunan lain seperti perumahan. Bangunan memberikan
kontribusi yang besar terhadap gas rumah kaca, selain transportasi massal
cepat. Karena itulah, mau tidak mau “green building” jadi prioritas agar
kualitas lingkungan lebih baik.
Gedung pemerintahan di Surabaya masih banyak yang belum menerapkan sistem tersebut, sehingga ke depan, pihaknya akan menekankan untuk kantor pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga kantor setingkat dinas di pemerintah kota menerapkannya. Prinsip sudah diterapkan dan sudah ada evaluasi untuk gedung pemerintahan, tinggal bagaimana mengoptimalkan sirkulasi pencahayaan alami, sirkulasi udara yang tidak semata-mata mengandalkan AC dan instalasi pengolaan limbah.
Gedung pemerintahan di Surabaya masih banyak yang belum menerapkan sistem tersebut, sehingga ke depan, pihaknya akan menekankan untuk kantor pemerintahan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga kantor setingkat dinas di pemerintah kota menerapkannya. Prinsip sudah diterapkan dan sudah ada evaluasi untuk gedung pemerintahan, tinggal bagaimana mengoptimalkan sirkulasi pencahayaan alami, sirkulasi udara yang tidak semata-mata mengandalkan AC dan instalasi pengolaan limbah.
Salah satu bangunan yang menerapkan konsep green building adalah Singgasana Hotel Surabaya. Hotel dengan konsep resort tanpa bangunan tingkat ini memungkinkan penghuni ataupun pengunjung tidak memerlukan lift atau escalator untuk menuju ke kamar atau ruangan tertentu.
Menurut Virtaloka selaku Manajer Public Relation Singgasana Hotel Surabaya, penggunaan jendela berukuran lebar serta lampu hemat energi merupakan upaya menuju bangunan yang hijau dan ramah lingkungan.
Tidak hanya energi, pencahayaan maupun konsep taman yang menjadi unggulan, penggunaan air juga menjadi perhatian untuk mewujudkan bangunan yang hijau dan ramah lingkungan.
Pemanfaatan water treatment plan untuk mengolah dan memanfaatkan air, menjadi salah satu faktor penghematan biaya untuk penggunaan air di Singgasana Hotel Surabaya. Penggunaan air untuk mandi, mencuci dan menyiram kebun, diperoleh dari air sungai Surabaya, dimana limbahnya selain masih dimanfaatkan, juga diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran sanitasi kota. Begitu juga dengan Kota Surabaya itu sendiri, saat ini di kota tersebut mulai banyak pembangunan taman-taman kota yang berfungsi sebagai paru-paru kota
Walikota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan, cita-cita menjadikan Surabaya sebagai eco city, merupakan alasan dilakaksanakannya program "Green Building Awereness Award" ini. Risma berharap agar dengan kondisi kota yang bersih, hijau dan sehat, kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik.